Skip to main content

Ilmu yang Bermanfaat dan Barakah

 "Ilmu itu cahaya", demikian petuah yang masyhur dari para hukama dan orang-orang saleh. Ibnu Mas'ud r.a., sahabat Nabi ﷺ pernah berwasiat, bahwa hakikat ilmu itu bukanlah menumpuknya wawasan pengetahuan pada diri seseorang, tetapi ilmu itu adalah cahaya yang bersemayam dalam kalbu.

Dalam sebuah hadits dari Imam Turmudzi r.a., Rasulullah ﷺ bersabda bahwa sesungguhnya Allah Swt., para malaikat-Nya penghuni langit dan bumi hingga semut dalam tanah, serta ikan dilautan benar-benar mendoakan bagi pengajar kebaikan.

Mengingat kedudukannya yang penting itu, maka menuntut ilmu adalah ibadah, memahaminya adalah wujud takut kepada Allah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih. Dengan ilmu, manuasia akan mengenal Allah dan menyembah-Nya. Dengan ilmu, mereka akan bertauhid dan memuja-Nya. Dengan ilmu, Allah meninggikan derajat segolongan manusia atas lainnya dan menjadikan mereka pelopor peradaban.

Kaitannya dengan hal itu Maulana Habib Luthfi pernah menjelaskan bahwa banyak orang yang berilmu, namun ilmunya tidak barakah dan tidak dapat mengeluarkan cahaya, hal itu disebabkan oleh tiga hal:

Pertama, karena kurangnya membaca shalawat kepada Baginda Nabi ﷺ.

Kedua, kurangnya silaturrahim kepada ahlulbait Nabi ﷺ.

Ketiga, kurangnya berkunjung kepada para auliyaillah, baik mereka yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.

Membaca shalawat, silaturahim kepada ahlulbait Nabi ﷺ dan berkunjung kepada para wali Allah, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat merupakan kunci untuk mendatangkan madad, sirr, dan ma’unah dari Allah Swt. Sehingga tentunya bila ketiga hal tersebut dilakukan oleh orang yang berilmu, maka ia akan membuat ilmu yang dimilikinya menjadi barakah, manfaat, dan mengeluarkan cahaya.




Comments