Keistimewaan Shodaqoh Fajar Cara Untuk Sukses

 

Shodaqoh dapat menjadikan cara tercepat untuk memperoleh hajat baik kesembuhan dan bermacam-macam faedah, fadhilah dan anugerah dari Allah Subhanahu Wata’ala. Terlebih shodaqoh pada pagi hari sebelum matahari terbit yang dapat mencegah terkena balak, seperti dalam sebuah hadits yang artinya kurang lebih "Wahai Ali hendaklah engkau pagi pagi dengan shodaqoh, karena balak itu turun sebelum pagi menjelang (terbitnya matahari), maka dengan kehendak Allah balak tertolak dengan shodaqoh itu".

Shodaqoh memberi banyak manfaat kepada orang yang mengeluarkannya, diantaranya akan di do'akan malaikat, menolak balak, diberi kesembuhan bagi orang yang sedang sakit, dilipat gandakan hartanya, serta masih banyak lagi. Dari banyaknya manfaat shodaqoh hendaklah orang yang beriman berlomba-lomba untuk bershodaqoh dari sesuatu yang halal.

Syaikh Abdullah Ba'alawy Al haddad menjelaskan dalam kitab Nashoihud Diniyah

قال عليه السلام :ما طلعت الشمس الا وعلى جنبيها ملكان, يقول احدهما : اللهم اعط منفقا خلفا ويقول الآخر اللهم اعط ممسكا تلفا

"Tidaklah matahari terbit, kecuali di kedua sisi matahari ada dua malaikat. Berkata salah satunya “Ya Allah berilah ganti kepada orang yang menginfakkan hartanya” , dan malaikat yang lainnya berkata “Ya Allah berikanlah kepada orang yang tidak menginfakkan hartanya kerusakan”.

Kemudian Al-Habib Abdullah meneruskan Do’a malaikat itu pasti mustajab.

Dan siapa orang yang mencegah hartanya untuk bershodaqoh dan tidak mendapat kebangkrutan / kerusakan pada hari itu maka akan mendapat kerusakan secara hakikat bukan secara dhohir, yang artinya tidak bisa megambil manfaat/ menggunakan harta itu baik untuk kebutuhan dunia maupun untuk kebutuhan akhirat. Meskipun dalam bekerja kelihatan ramai pekerjaannya namun tidak menghasilkan manfaat. Sedangkan kerusakan secara hakikat (secara batin) itu akan lebih bahaya, daripada kerusakan secara dhohir.

Dalam hadits lain disebutkan  :

وقال عليه السّلام مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللّٰهُ اِلَّا طَيِّبًا فَاِنَّ اللّٰه يَأْخُذُهَا بِيَمِيْنِه فَيُرَبِّيْهَالَهُ كَمَا يُرَبِّىْ اَحَدُكُمْ فُلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ اْلجَبَلِ وِكَذٰلِكَ وَرَدَ فِى اْلكَسْرَةِ وَاللُّقْمَةِ مِنَ اْلخُبْزِ الطَّيِّبِ وَهُوَ اْلحَلَلُ وَلَا يَقْبَلُ اللّٰهُ غَيْرُهُ

“Barang siapa yang bershodaqoh dengan ukuran sebanding satu kurma dari pekerjaan yang halal, dan Allah tidak menerima kecuali yang dari kebaikan/ halal. Maka Allah menerima shodaqoh itu dengan tangan-Nya (rahmat kasih saying-Nya) maka Allah mengembangbiakan shodaqoh itu seperti kalian mengembangbiakan kuda mu, sehingga semakin besar seperti gunung. Begitu pula dengan sedikit makanan daripada roti yang halal, dan Allah tidak menerima kecuali dari yang halal".

Sumber : kajian rutin majlis al-barzakh oleh Al-Habib Taufiq R Abil Danwa - kitab Nashoihud Diniyah Juz 3 tentang shodaqoh

Comments