Makna Sirr dalam Membaca Al-Qur'an

 Dalam kesempatan ini kita akan menguraikan tentang bagaimana hubungan kita dengan Al-Qur'an. Baginda Nabi ﷺ yang menerima Al-Qur'an jauh sebelum mendapatkan wahyu, sering menyepi , sering menyepi di dalam gua Hira'. Terkadang dilakukan selama tiga hari, terkadang sepuluh hari, terkadang lebih, sehingga pada waktu wahyu turun "iqra' bismi rabbikal-ladzi khalaq, khalaqal-insaana min 'alaq", Baginda Nabi ﷺ dalam posisi khalwat atau menyepi.

Dengan sering tafakkur, Baginda Nabi ﷺ menjadi lebih dekat dengan Allah Subhanahu wata'ala, karena Nabi ﷺ sudah mengenal Allah Subhanahu wata'ala. Ketika berada di gua Hira' , taqarrub atau pendekatan yang dilakukan oleh Baginda Nabi ﷺ sangat luar biasa, tepat dengan turunnya wahyu.

Bila mana kita membaca Al-Qur'an, selain membaca dan memahami maksudnya, juga untuk mengingatkan bagaimana Nabi ﷺ ber-taqarrub mendekatkan dirinya kepada Allah Swt melalui Al-Qur'an Al-karim. Jadi membaca Al-Qur'an tidak semata-mata tahu maknanya saja, tapi tahu bagaimana para nabi dan Rasul, bahkan bagaimana para ulama meningkatkan maqam taqarrub-nya, sehingga dapat sampai pada tingkatan merasa dilihat oleh Allah Subhanahu wata'ala, yang pada akhirnya bisa meresapi apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata'ala dan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wata'ala.


Dengan imannya ia taslim (berserah diri), bukan dengan akalnya. Akal ikut iman bukan iman ikut akal, sehingga taslim akalnya, taslim matanya, dan taslim perilakunya. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam maulid Ad-Diba'i karya sayyidi Abdurrahman Ad-Diba'i Al-Hasani r.a. bahwa dalam sebuah hadis dikatakan, "Kama qulubuhu Al-Qur'an" Artinya bahwa perilaku dan akhlak Baginda Nabi ﷺ adalah Al-Qur'an, atau tidak pernah terlepas dari AlQur'an.

Sehingga orang itu ketika membaca Al-Qur'an, maka saat itu pula dia semakin dekat, semakin taqarrub kepada Allah Subhanau wata'ala. Bilamana kepada Allah Swt semakin taqarrub, maka dia akan dibersihkan dari sifat-sifat yang tidak terpuji di sisi Allah Swt. dan tidak terpuji di sisi Rasulullah ﷺ. Itulah ulama-ulama kita, auliya-auliya kita di dalam membaca Al-Qur'an Al-Karim. Dari itu mereka tidak pernah terlepas adab dan akhlaknya dalam membaca Al-Qur'an. [Wallahu a'lam]

sumber : copas Cahaya dari Nusantara

 



Comments